PENCAK SILAT
Pencak silat
adalah olahraga beladiri asli dari negara Indonesia. Pencak adalah
gerakan lengkah keindahan dengan menghindar, yang disertakan gerakan
berunsur komedi. Pencak dapat diperlombakan sebagai sarana hiburan,
sedangkan silat adalah unsur teknik beladiri menangkis, menyerang dan
mengunci yang tidak dapat diperagakan didepan umum (Abdus Syukur
maryono: 1998).
Pencak silat
sebagai pendidikan jasmani sebenarnya ialah kegiatan jasmani yang
didalamnya terandung aspek olahraga, dan merupakan wahana pendidikan
jasmani yang memiliki tujuan tertentu. Tujuan tersebut tersirat dari
pencak silat sebagai sarana penjas antara lain : (1) tujuan untuk
mencapai kesehatan, (2) tujuan rekreasi dan (3) tujuan prestasi.
2.1.3.1 Pencak Silat di Masyarakat Indonesia
Pencak silat
sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan
dengan sejarah masyarakat Indonesia.dengan aneka ragam situasi geografis
dan etmologis serta zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia. Pencak
silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini pencak silat kita kenal
dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek
yang sama.
Pencak silat
merupakan unsur–unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari
hasil budi daya yang turun temurun. Pencak silat sudah lama sekali
diperkenalkan sebagai Indonesia. Hal ini dibuktikan pada saat penjajahan
koloni Belanda, pencak silat sudah hadir. Pencak silat dikala itu
digunakan untuk melawan penjajah. Bahkan kita sering mendengar legenda
bahwa pencak silat sudah dilakukan oleh pendekar dari betawi yang
bernama si Pitung. Dikala itu, perlawanan dilakukan secara Individu
dengan pencak silat.
Saat ini pencak
silat sudah dilaksakan di berbagai kalangan dan telah banyak menoroh
prestasi bahkan sampai dikanca Internasional. Pencak silat sudah
diprtandingkan di SEA GAMES dan mulai lebih memasyarakat. Sebagai salah
satu warisan budaya, hendaknya kita melestarikan, hal ini dibuktikan
dengan banyaknya padepokan pencak silat di tanah air. Meskipun
berbeda-beda padepokan tapi pada dasarnya memiliki arti dan tujuan yang
sama.
2.1.3.2 Pencak Silat Sebagai Media Pendidikan
Banyak manfaat
yang diperoleh dalam pembelajaran pencak silat, seperti pengembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemampuan kognitif berkembang sejalan
dengan diberikannya latihan-latihan konsep pencak silat, proses
berfikir cepat dalam menghadapi permasalahan yag segera dipecahkan, dan
pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Kemampuan afektif
berkemabang sejalan dengan diberikan latihan-latihan yang mengarah pada
sikap sprotivitas, saling menghargai/menghormati, sesama teman latih
tanding, displin, rendah hati, sesuai dengan falsafah pencak silat.
Sedangkan kemampuan psikomotor berkembang sejalan denga diberikannya
latihan-latihan yang mengarah dengan aktivitas jasmani, seperti
pembelajaran pencak silat yang dinamis, menantang, menyenangkan.
Pendidikan
pencak silat dapat memberi sumbangan dalam pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dalam rangka pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, serta
merupakan “character and nation building”. Nilai-nilai luhur pencak
silat terkandung dalam jati diri yang meliputi 3 hal pokok sebagai satu
kesatuan, yaitu : (1) Budaya Indonesia sebagai asal dan coraknya, (2)
Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi
penggunanya, (3) pembinaan mental spiritual / budi pekerti, bela diri,
seni, dan olahraga sebagai aspek integral dan subsatansinya.
2.1.3.3 Pencak Silat di Sekolah
Kurikulum
Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang berlaku secara
nasional. Satuan pendidikan dasar dapat menambah materi atau mata
pelajaran yang sesuai dengan keadaan lingkungan dan ciri khas satuan
pendidikan yang bersangkutan.
Salah satu yang
dipelajari dan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan adalah pencak
silat. Selain untuk memasyarakatkan kembali olahraga yang sudah mulai
tersisih ini, dalam pencak silat mengandung nilai-nilai untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional khususnya pendidikan jasmani.
2.1.4 Karakteristik olahraga pencak silat
Pencak silat
ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik
(pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap
dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara
berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka
pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang
cepat.
2.1.4.1 Aspek-aspek dalam pencak silat
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:
1. Aspek
Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian
dan karakter mulia seseorang. Sentuhan pencak silat yang dilaksanakan
dalam dunia pendidikan yang dimulai dari tingkat dasar akan sangat
membantu pembentukan kader bangsa yang berjiwa patriotik, berkepribadian
luhur, disiplin, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan tugas
ini ada di puncak para guru pendidikan jasmani. Seorang pesilat harus
mampu menjaga, melestarikan dan mengembagkan nilai-nilai dasar seperti
ketekunan, kesabaran, kejujuran, kepahlawanan, kepatuhan dan memberi
landasan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada warga
masyarakat.
Bela diri pencak silat bertujuan untuk mengembangkan aspek akhlak rohani (pendidikan mental spiritual) dengan :
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
2) Tenggag rasa, percaya diri sendiri dan berdisiplin,
3) Cinta bangsa da tanah air
4) Persaudaraan, pengendalian diri dan tanggungjawab sosial,
5) Solidaritas sosial, mengejar kemajuan serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
2. Aspek
Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu
aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan
bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
Bela diri pencak silat bertujuan untuk mengembangkan aspek seni yaitu
terampil dalam gerak yang serasi dan menarik dilandasi rasa cinta kepada
budaya bangsa.
Hal ini berarti kesadaran untuk :
1)
Mengembangkan pencak silat sebagai budaya bangsa Indonesia yang
mencerminkan nilai-nilai luhur guna memperkuat kepribadian bangsa,
mempertebal rasa harga diri, dan kebanggaan nasional serta memperkokoh
jiwa kesatuan.
2) Mengembangkan nilai Pencak silat yang diarahkan pada penerapan nilai-nilai kepribadian berdasarkan Pancasila,
3) Menanggulagi pengaruh kebudayaan asing yang negatif.
4) Mampu
menyaring dan menyerap nilai-nilai budaya dari luar yang positif dan
memang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan,
3. Aspek
Bela Diri: pencak silat bela diri bertujuan untuk mengembangkan aspek
bela diri, yaitu terampil dalam gerak efektif untuk menjamin kesempatan
atau kesiagaan fisik dan mental yang dilandasi sikap kesatria, tanggap,
dan mengendalikan diri. Hal ini berarti adanya kewajiban untuk :
1) Berani menegakkan kejujuran, kebenran, dan keadilan,
2) Tahan uji dan tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan,
3) Tangguh, ulet dan dapat mengembangkan suatu usaha,
4) Tanngap, peka, cermat, dan tepat dalam menelaan permasalahan yang dihadapi maupun dalam mengatasinya.
5) Selalu melaksanakan “ilmu padi” dan menjauhkan diri dari sikap dan perilaku sombong atau takabur,
6)
Menggunakan gerak efektifnya dalam perkelahian hanya karena keadaan
terpaksa untuk keselamatan diri dan harga diri menurutnukuran objektif
serta keselamatan bangsa dan negara
4. Aspek
Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah
penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh.
Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan
dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau
regu.
Bersambung....... Pencak Silat sebagai Media Rohani dan Spiritual
By..... R10N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar